Rabu, 28 April 2010

pelestarian lingkungan

Jalan Menuju Kebijakan
Iklim dan Energi yang
Modern dan Bersinambung

Photobucket

Pelestarian lingkungan hidup dan iklim bumi termasuk di
antara tantangan global abad ke-21 yang disadari sepenuhnya
oleh kalangan politik, media dan masyarakat umum di Jerman.
Di dunia internasional, Jerman tergolong pelopor pelindungan
iklim dan perintis pengembangan energi terbarukan. Di forum
antarnegara pun, Pemerintah Federal aktif mendukung pelestarian
lingkungan dan strategi pembangunan yang ramah
iklim serta kerja sama di bidang energi. Sekretariat Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang bertugas mendampingi realisasi
Konvensi Dasar Mengenai Iklim berkedudukan di kota federal
Bonn. Sejak tahun 1990, Jerman telah mengurangi emisi gas
rumah-kaca sebanyak hampir 20 persen. Dengan demikian sasaran
yang diterimanya dalam Piagam Kyoto, yaitu pengurangan
sebanyak 21 persen sampai tahun 2012, sudah sangat dekat.
Indeks pelindungan iklim global 2008 terbitan organisasi pelestarian
lingkungan “Germanwatch” yang independen menempatkan
Jerman pada peringkat kedua. Sudah lama Jerman
menjalankan kebijakan yang memadukan pelindungan iklim
dan pelestarian lingkungan dengan memfokuskan pada tata
laksana yang berkesinambungan. Kuncinya ialah strategi ganda
untuk meningkatkan efisiensi pemakaian energi dan sumber
daya alam, dan untuk menambah produksi energi terbarukan
serta bahan baku yang tumbuh kembali. Dengan demikian
terdoronglah usaha pengembangan teknologi energi yang inovatif,
baik di pihak produsen, seperti pembangkit tenaga listrik
dan penghasil energi terbarukan, maupun di pihak pemakai
energi, misalnya alat rumah tangga, mobil, atau gedung.

Sejak 1994, pelestarian alam (pelindungan dasar-hidup alamiah)
telah ditetapkan sebagai tujuan negara dalam Pasal 20a
Undang-Undang Dasar. Mutu tinggi dari kehidupan dan lingkungan
di Jerman didasarkan atas alam yang asri, udara jernih
dan perairan yang bersih. Dalam hal penanggulangan pencemaran
udara dan perairan, indikator lingkungan menunjukkan
ke arah positif, sebab banyak emisi dapat dikurangi selama
beberapa tahun terakhir ini. Emisi gas rumah-kaca asal kendaraan
jalan senantiasa menurun sejak tahun 1999, walaupun
jumlah kendaraan bermotor telah meningkat secara berarti.
Pada tahun 2005 volume emisi itu kira-kira sama dengan tingkatnya
pada tahun 1990. Menurunnya emisi nitrogen oksida
sebanyak 50 persen disebabkan antara lain oleh pelengkapan
kendaraan bermotor dengan alat katalisator. Pengeluaran sulfurdioksida
oleh pembangkit listrik tenaga batu bara berhasil
dikurangi sebanyak 90 persen berkat undang-undang yang
mengharuskan pengawasulfidaan asap. Yang turun juga sejak
beberapa tahun terakhir ini ialah pemakaian air bersih per
hari, yaitu dari 144 liter per kapita menjadi 126 liter. Angka itu
merupakan yang terendah kedua dari semua negara industri.
Energi fosil masih tetap berperan sebagai sumber energi
utama, baik bagi rumah tangga maupun bagi angkutan dan
industri. Dengan andil sebesar 36 persen, minyak bumi adalah
sumber energi primer utama, diikuti oleh gas bumi, batu bara
hitam, energi nuklir dan batu bara cokelat. Pemakaian energi
nuklir yang hanya dimanfaatkan di sektor kelistrikan (kira-kira
25 persen), akan dihentikan secara bertahap, sesuai dengan
“konsensus energi nuklir” yang dicapai pada tahun 2000 antara
Pemerintah Federal dan perusahaan-perusahaan listrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar